Sekilas ketika memperhatikan contoh rumah sederhana semua terlihat mudah terutama jika kita berpikir mengenai proses pembuatannya.
Ternyata meski hanya berbentuk rumah sederhana, namun untuk merealisasikannya tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Pembangunanan Rumah Sederhana
Paling tidak tahap-tahap pembuatan rumah ini membutuhkan perhitungan yang cermat khususnya penentuan lokasi serta pemilihan material yang digunakan.
Disini terlihat bahwa apapun bentuk rumah, dari yang paling sederhana hingga rumah modern yang mewah, semua mempunyai tingkat kesulitan tersendiri terutama pada tahap-tahap awalnya.
Setiap bangunan terlepas berapapun ukurannya dan apapun bentuknya secara umum berdiri dengan ditopang oleh bermacam-macam struktur.
Tujuannya tentu saja agar bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan tahan goncangan. Begitu juga dengan rumah sederhana,
meskipun rumah sederhana identik dengan bangunan yang mungil namun juga membutuhkan struktur yang kuat agar mampu menahan beban seluruh komponen rumah.
Untuk mendukung beban diatasnya, struktur bangunan harus memenuhi banyak persyaratan teknis supaya bangunan diatasnya dapat berdiri kokoh dan sempurna.
Pondasi Rumah
Ibarat sebuah film, pondasi rumah seperti sutradara yang memiliki peran sangat vital meskipun keberadaannya tidak terlihat. Pondasi merupakan bagian struktur rumah yang posisinya dibagian paling bawah. Fungsi elemen rumah yang satu ini adalah untuk menyalurkan seluruh beban diatasnya ke dalam tanah. Oleh sebab itu untuk menghasilkan pondasi yang kuat, idealnya pondasi dibuat pada tanah yang keras. Struktur pondasi yang kokoh tentu harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
- Pondasi yang kuat harus dibuat pada tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 65 cm.
- Untuk mendapatkan hasil maksimal pondasi sebaiknya dipilih dari material batu gunung dicampur dengan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4.
- Pemasangan material batu gunung untuk pondasi sebaiknya dikerjakan jika proses pelapisan urug dan anstamping telah dipasang.
- Pondasi harus terhubung dengan bagian sloof secara kuat. Caranya dengan membuat angker diantara pondasi dan sloof dengan jarak sekitar 1 meter.
Dinding Rumah
Pada contoh rumah sederhana bagian yang paling sering terekspos adalah bagian dinding rumah. Mayoritas bangunan rumah di kawasan Asia termasuk Indonesia menggunakan batu bata atau batako untuk bagian dinding.
Biasanya batu bata disusun bertingkat dan direkatkan menggunakan spesi. Agar dinding dapat berdiri kokoh, Spesi atau mortar yang digunakan untuk ikatan bata idealnya menggunakan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4, sementara khusus bagian tembok yang hendak didesain kedap air sebaiknya menggunakan semen dan pasir dengan perbandingan 1:2.
Untuk menjamin kekuatan ikatan bata, kolom, dan balok maka setiap jarak minimal 50 cm dipasang angker kurang lebih 25 cm dengan menggunakan besi berdiameter sekitar 8 mm. Agar batu bata dapat merekat kuat sebaiknya sebelum dipasang batu bata direndam terlebih dulu.
Hal ini untuk menjaga agar air spesi tidak meresap ke batu bata apabila batu bata dalam kondisi kering. Selain itu setiap jarak antar batu bata sebaiknya terisi spesi padat dengan ketebalan minimal 1 cm. Setelah proses pemasangan batu bata terselesaikan tahap berikutnya adalah membuat plesteran pada dinding.
Untuk mendapatkan hasil maksimal sebaiknya bagian permukaan dinding, kolom, dan balok dibasahi terlebih dulu sebelum proses plesteran dimulai. Hal ini untuk menjaga agar area yang akan diplester tetap dalam kondisi jenuh.
Selain bagian dinding contoh rumah sederhana biasanya juga mengupas komponen penting lain, misalnya kusen. Untuk rumah sederhana kusen biasanya terbuat dari material kayu ataupun logam.
Khusus untuk kusen kayu wajib dipasang angker kemudian ditanam di kolom. Hal ini sangat penting agar kusen kayu dapat ‘menyatu’ dengan material lain dengan kuat.